Ketika berhadapan dengan teman, keluarga atau bahkan istri yang menderita kanker payudara, biasanya Anda akan melontarkan kata-kata penyemangat. Tetapi sadarkah bahwa beberapa niat baik Anda berupa ungkapan atau kata-kata motivasi justru dapat berdampak buruk bagi mereka.
Menurut psikiater sekaligus direktur layanan psiko-onkologi di Creighton University di Omaha, Nebraska, Amerika Serikat, Jeffrey Knajdl setidaknya, ada lima ungkapan yang sering disampaikan oleh perawat atau pendamping dengan maksud memberi semangat. Tetapi efek yang terjadi justru sebaliknya, ungkapan ini justru dapat memutus komunikasi dan memperburuk suasana hari pasien kanker payudara.
Inilah lima ungkapan yang dapat memperburuk suasana hati penderita kanker :
1. "Semuanya akan baik-baik"
Anda tidak dapat memprediksi apa yang akan terjadi dengan pasien kanker payudara. Menurut Knajdl, kata-kata itu tidak lebih hanya sekedar basa-basi saja dan justru membuat rasa kepercayaan diri mereka menurun. "Ini tidak membuatnya merasa lebih baik. Karena mereka tahu ungkapan itu tidak selalu benar," katanya
Solusi : Perempuan dengan kanker payudara hanya ingin mendengar bahwa Anda akan selalu mendampinginya dalam segala kondisi. Anda harus berada di sana untuk mereka. "Teruslah mengatakan padanya bahwa Anda akan berada di sana dengan dia dan Anda akan melalui ini bersama-sama," sarannya.
2. "Saya tahu bagaimana perasaan Anda"
Kata-kata ini hampir selalu kita ucapkan apabila melihat seseorang sedih atau kesal. Masalahnya adalah, ketika Anda berkata, saya tahu bagaimana perasaan Anda, hal ini justru akan meningkatkan rasa isolasi pasien. Pasien akan beranggapan bahwa Anda tidak ingin membahas tentang penyakitnya. Anda bisa mengatakan kata-kata itu apabila mengalami kondisi yang sama dengan mereka.
Solusi: Menurut Knajdl, sebuah pendekatan akan lebih baik, misalnya dengan menanyakan sesuatu seperti, "Bagaimana suasana hati Anda?" Jika orang yang Anda rawat sedang cemas atau sedih, ini dapat memberinya kesempatan untuk mencurahkan segala bentuk perasaannya kepada Anda. Cara ini lebih baik ketimbang pasien terus menyimpan segala keluh kesahnya seorang diri.
3. "Coba tetap bersikap positif, rileks, dan menghindari stres membantu kesembuhan Anda"
Pasien kanker seringkali mendengarkan nasihat seperti ini. Mereka dalam kondisi terpuruk dan Anda tak ingin perasaan terpuruk itu mempersulit proses penyembuhan.
Sangat disayangkan, banyak sekali literatur mengatakan bahwa penderita kanker payudara mengalami sakit karena rasa cemas, stres dan dan mereka bisa sembuh apabila selalu merasa senang dan berpikir positif.
Tetapi kenyataannya yang terjadi adalah mereka justru menjadi lebih khawatir karena selalu berpikir bagaimana cara agar tidak cemas. Mereka juga merasa bersalah karena dirinya tidak merasa bahagia.
Solusi: Ketika pasien tegang atau cemas, mintalah dia untuk mengidentifikasi apa yang menjadi pemicu munculnya stres dan lakukan sesuatu yang bisa membuatnya beristirahat. Dengan kata lain, jangan hanya mengatakan "santai," tetapi ikut membantunya dengan cara mengatasi permasalahannya.
4. "Kita bisa mengalahkan penyakit ini"
Kata-kata ini seringkali dilontarkan untuk memberi semangat dan kekuatan bagi mereka yang menyandang penyakit cukup berat. Namun, pandangan berbeda justru dilontarkan oleh Knajdl. Ia mengatakan bahwa sulit untuk seseorang bisa menang melawan kanker hanya dengan bermodalkan sikap optimistis dan kemauan yang kuat. "Ada berbagai macam faktor yang mendasari mengapa beberapa orang bisa sembuh dengan cara ini dan yang lainnya tidak. Bagi mereka yang sembuh, hanya faktor keberuntungan saja," ucapnya.
Solusi: Cara terbaik untuk membantu mereka (penderita kanker) merasa positif dan penuh harapan adalah dengan terus meyakinkannya bahwa Anda akan selalu bersama-sama mereka, tetap merawat dan mendukung dia dan membuatnya senyaman mungkin selama menjalani terapi.
5. "Selamat, Anda sudah selesai menjalani kemoterapi"
Sebagai pendamping pasien, Anda akan merasa senang ketika pengobatan selesai. Tetapi apa yang Anda rasakan belum tentu sama dengan apa yang mereka (pasien) alami. Ketika pengobatan selesai, tidak ada yang dapat mereka lakukan kecuali menunggu, dan tentu saja ini akan kembali menimbulkan perasaan cemas bagi mereka.
Solusi : Beri dia kesempatan untuk mengungkapkan bagaimana perasaannya. Coba tanyakan pertanyaan terbuka, seperti, "Bagaimana perasaan Anda sekarang setelah menyelesaikan kemo?" Cara ini akan memungkinkan Anda untuk mengendalikan respon. Intinya adalah, apa pun yang dia rasakan tidak terlalu penting. Yang terpenting adalah Anda harus siap mendengarkan apa pun yang dia katakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar